Dolphinku, Keberuntunganku
Hey, namaku Avril, aku siswi kelas IX SMP Nusantara. Meskipun begitu, aku adalah siswi dengan kemampuan yang pas-pasan, nilai yang biasa-biasa aja, dan pastinya wajah yang “super biasa” juga. Bisa bayangin
Ehm...kadang-kadang aku pengen jadi jadi orang lain. Jadi siapa gitu yang lebih baik dari pada aku. Jadi Rianty kek, yang punya wajah cantik. Atau jadi Diva yang selalu jadi juara di Sekolah. Kalau nggak jadi Nayla deh yang pinter main music. Ah...sudahlah segera kuhapus mimpi-mimpi itu. Itu semua nggak mungkin bisa aku capai. Sampai mati pun!!! Apa iya???
Ternyata nggak!!! Sejak aku punya boneka Dolphin warna biru muda ini. Dolphin ini aku temukan di jalan dekat komplek Rumahku.
Sore itu aku pulang agak telat karena harus kerja kelompok di Rumah temen. Bete banget. Mana pulang sendiri lagi. Eh...tiba-tiba di jalan aku melihat ada boneka Dolphin warna biru muda. Emang sedikit kotor siy, tapi tetap menarik perhatianku. Aku celingak-celinguk, sepi, memang hari sudah sore banget. Kuambil boneka Dolphin itu. Kulihat sekeliling lagi. Siapa tahu ada orang yang kehilangan tu boneka dan bingung mencarinya. Tapi nggak ada. Akhirnya aku bawa pulang. Karena sebenarnya aku juga tertarik dengan Dolphin itu.
Sesampai di Rumah aku cuci boneka Dholpin temuanku itu. Setelah kering aku letakkan di meja belajarku. Buat penyemangat belajar, batinku.
”Dolphin dari siapa Vril?” tanya Kak Maia tiba-tiba.
”Ehm...itu Kak...”Jawabku ragu-ragu
”Dari cowok kamu. Ciyee...eh kecil-kecil nggak boleh pacaran....”
”Aku nggak pacaran kak.” Jawabku ketus memotong pembicaraan kak Maia. Emang tu orang bikin tambah sebel aja. Akhirnya aku cerita sama kak Maia asal-usul aku menemukan boneka Dolphin itu. Kak Maia mendengarkan dengan antusias.
”Emang kamu yakin Vril, Dolphin itu nggak ada yang punya?”
”Nggak tahu kak. Tapi aku nggak lihat ada orang bingung nyari tu Dolphin” Jawabku serius. Aku juga nggak mau dianggap Pencuri.
Akhirnya Dolphin itulah yang selalu menemaniku. Saat semuanya sibuk dengan urusannya masing-masing. Saat lagi bete. Saat aku lagi malas ngapa-ngapain. Dolphin itu selalu setia menemaniku. Meskipun Dolphin itu Cuma boneka, tapi bagiku dia seperti manusia. Dia teman terbaikku. Dia nggak pernah complain seperti orang-orang saat aku mendapat nilai jelek. Aku juga sering curhat sama tu Dolphin. Memang kayak orang gila. Tapi dikit. Seperti yang aku lakukan saat ini. Saat aku mendapat nilai jelek untuk yang kesekian kalinya dalam mata pelajaran matematika.
”Blue, aku mau cerita niy. Aku sebel niy Blue masa’ aku selau dapat nilai jelek dalam matematika siy. Padahal aku udah belajar lho Blue. Kamu tahu sendiri kan aku belajar sampai jam 10 malam. Sebel deh Blue. Oh...ya Blue aku pengen banget jadi anak pinter. Biar aku nggak selalu dibeda-bedain sama Kak Maia oleh Ayah-Bunda. Andai kamu bisa ngabulin permintaanku Blue. Pasti aku seneng banget.” omelku sendirian (tuch kand kyag orang gila?)
pagi ini seperti biasa aku pergi ke Sekolah. Nggak tahu kenapa aku pengen bawa Blue (nama Dolphinku)ke Sekolah. Yach...akhirnya kubawa deh tu boneka. Sesampai di Sekolah aku kaget bukan kepalang. Ternyata ada ulangan Bahasa Inggris dadakkan. Teman-teman juga sama kagetnya. Kecuali...ya itu si Diva yang pinternya minta ampun. Tapi aneh bin ajaib aku ngerasa mudah banget ngerjakan tu soal-soal. Kayaknya aku sudah mempelajari semuanya. Seingatku aku pernah ngerjakan soal-soal kayak gini dech. Tapi kapan? Dimana?
Ulanganpun dibagikan. Hah..betapa kagetnya aku...aku mendapat nilai 100. dan nilai itu satu-satunya nilai 100 di kelasku. Si Diva aja mendapat nilai 98. oh..my God apa ini kenyataan? Kucubit tanganku. Aucwh..sakit...berarti aku nggak mimpi. Wow...
Istirahat aku termenung. Baru kali ini aku dibuat bingung setengah mati. Kulihat Blue dalam saku tasku.
”Apa jangan-jangan karena kamu,Blue?” tanyaku dalam hati.
”Vril, ada kabar baik..” kata Lyla teman satu bangkuku.
”eh, loe Lyl. Ngagetin aja dech. Kabar baik apa siy?” tanyaku penasaran.
”itu Vril, ternyata Pak Eko salah ngoreksi ulangan loe. Yach mungkin karena capek kali jadi waktu ngoreksi ulangan loe kemarin nggak teliti dech.” jelas Lyla.
”maksud loe Lil? Pak Eko guru matematika kita?”
”siapa lagi coba? Yaiyalah pak Eko guru killer itu. Nih ulangan loe dapat nilai 95 tuh.” kata Lyla sambil menyodorkan ulanganku.
Aku melongo tak percaya. Aku senang. Tapi.. bingung. Kok bisa siy? Kenapa keberuntungan ini terjadi ketika aku membawa Blue ke Sekolah?
Belum selesai rasa penasaranku. Tiba-tiba ada kakak-kakak kelas datang ke kelasku. Nggak tahu kenapa mereka menghampiriku.
”Hay, loe Avril kan?” tanya salah satu dari mereka.
”ya. Ada apa ya?” tanyaku.
”Vril, kita-kita mau ajak loe gabung sama cheerleader kita. Kita udah lihat kehebatan loe kemarin waktu pelajaran olahraga. Dan kayaknya Loe pantes jadi anggota cheerleader kita. Gimana loe setuju?”
kulirik Lyla, dia mengangguk.
”oke, gue terima.” jawabku. Meskipun agak ragu-ragu.
Di Rumah aku merenung. Bingung memikirkan semuanya. Mungkin Kak Maia tahu keadaanku. Dia menghampiriku.
”ada apa siy Vril? Kakak lihat dari tadi kamu ngelamun aja.” sapanya lebih dulu.
Aku nggak tahan menyimpannya sendiri. Aku ceritakan semuanya pada Kak Maia. Kak Maia mengangguk-angguk, kemudian dia tersenyum.
”Vril, itu semua bukan keberuntungan. Tapi itu hasil dari kerja keras kamu selama ini. Coba dech kamu fikir. Soal bahasa Inggris itu sudah kamu kerjakan waktu kamu di Rumah. Ingat kakak pernah kan beliin kamu buku soal-soal bahasa Ingris?”
”oh ya Kak. Aku ingat. Dan aku sudah kerjakan soal itu sama kakak.”
”ya. Dan mungkin guru kamu mencoba soal-soal seperti yang kakak beliin buat kamu itu pada murid-muridnya. Terus untuk nilai matematika kamu. Kamu kan udah belajar sampai larut waktu itu. Jadi sudah sepantasnya kamu mendapat nilai yang baik. Jadi itu bukan keberuntungan. Itu hasil kerja keras kamu.” jelas kakak panjang lebar.
”oh...terus gimana dengan cherleader itu kak?”tanyaku.
”kalau cherleader. Itu memang sudah bakat yang kamu miliki. Selama ini kamu selalu bingung mikirin apa bakat kamu. Kini semuanya sudah terjawab. Betul kan?”
aku mengangguk dan tersenyum. Kini aku sudah nggak bingung lagi.
”thanks ya kak!” kataku.
”you’re welcome!” jawabnya.
Nach….semuanya sudah terjawab. Kini aku nggak pernah menganggap Blue sebagai keberuntunganku. Tapi teman tidurku. Hehehe...
Aku selalu mencoba untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Biar nilaiku baik. Dan aku bisa buktikan sama Ayah-Bunda kalau aku nggak kalah sama Kak Maia.
-Selesai-
itu cerpen pertama aku. terinspirasi dari boneka dolphin yang dikasih temanku, yanti pas hari ultahku. thankz yan,,,
yang ini cerpen ke-2, selamat membaca
HARRY POTTER FREAKS !!!
Pagi ini aku terlambat bangun gara-gara semalam aku nonton film Harry Potter dari seri pertama sampai terakhir. Padahal aku sudah sering banget nonton film itu tapi ga’ tahu kenapa aku ga’ pernah merasa bosan. Abiez aku sudah ketagihan siy. Dan singkat cerita akhirnya aku sampai di Sekolah.
“Tumben loe, tadi datang terlambat. Biasanya aja tukang kebun belum datang loe sudah datang. Kenapa siy?” Tanya Dira teman satu genkku.
“Ga’ tahu niy, sejak ketagihan film Har-Pot gue jadi tidur malam terus. Coz sebelum tidur gue nonton film itu mulai dari film pertama sampai ke
“Ah..loe Ta, eh.. bukannya loe kalo’ lihat film Har-Pot sampai terakhir, kok cuma lihat sampai film ke
“Aduh.. Dhan, film Har-Pot yang terakhir itu ya film ke
“Oh…!! Gitu ya…!” katanya sambil mengangguk mengerti.
“Emang seri Har-Pot tu sampai berapa siy Ta?” Tanya Niswah.
“Sampai tujuh. Tapi yang sudah dibuat baru
Oh ya aku belum kenalan ya. Aduh dari mana ya? Ok dech. Namaku Nikita Ferlinda Tifanny. Biasa dipanggil Nikita. Aku termasuk golongan anak yang gaul n ga’ gaptek. Oh ya..aku itu Harry Potter freaks banget dech. Apapun yang berbau harry potter aku pasti pengen tahu. Oh..ya aku punya
“Eh..Ta, loe nanti ga’ ikut kita-kita jalan ke mall?” Tanya Andin yang hobbynya belanja.
“Ga’ tahu dech, hari ini gue malas jalan-jalan.” Jawabku malas.
“Ayolah Ta, sekarang
“Gimana ya? Ya udah dech demi kalian.” Kataku sambil tersenyum.
Akhirnya aku n teman-teman se genkku jalan-jalan. Ya..ga’ ada bedanya lah, nganterin Andin n Dira belanja. Abiez itu nganterin Dhanty ke arena permainan anak-anak. Duh.. Dhanty itu ga’ bisa berubah ya sikap kekanak-kanakannya.
“Ta, ke toko buku yuk! Gue mau nyari buku Biologi nich.” Ajak Niswah yang terkenal pinter pelajaran tentang makhluk hidup itu.
“Biologi? Emang ada tugas biologi?”
“Ga’ siy, gue pengen aja baca-baca.”
“Ya udah dech!”
Akhirnya setelah aku nganterin teman-teman segenkku belanja n shopping, sekarang gentian mereka yang mengantarku ke toko buku. Awalnya aku bingung mau nyari buku apa. Ga’ ada niat ke toko buku. Tapi ya sudahlah daripada bengong, akhirnya aku ke bagian Majalah. Aku buka satu per satu majalah yang ada di rak yang tertata rapi.
“Ta, udah dapat ta buku yang loe cari?” Tanya Niswah.
“Eh..loe
“Ya abiez gue perhatiin loe bengong aja. Ga’ baik loh masih muda sering bengong.”
“Gak tahu nich, gue bingung nyari buku apa. Mau nyari buku Har-Pot,
Tiba-tiba Niswah menarik tanganku membawaku ke bagian buku cerita. Mulai cerita rakyat yang berbentuk majalah sampai novel. Di sini juga tempat biasa aku nyari buku Harry Potter.
“Ta, loe katanya Har-Pot freaks kok loe ga’ tahu kalo’ buku Har-Pot yang ke tujuh sudah keluar?” Sindir Niswah.
“Eh..enak aja loe ngatain gue kayak gitu. Gue dari kemarin juga sudah tahu kalo’ buku Har-Pot yang ke tujuh sudah keluar, tapi edisi Bahasa Inggris.” Kataku membela diri.
“Ya..ya..sorry dech! Gue kira loe ga’ tahu kalo’ buku Har-Pot yang ke tujuh sudah keluar meskipun edisi Bhs. Inggris.” Kata Niswah minta maaf.
“Eh..loe
Aku n Niswah ke luar dan bermaksud mencari yang lain. Tiba-tiba Andin, Dira, n ga’ ketinggalan Dhanty dating dengan terengah-engah.
“Eh..Ta sini ikut gue. Gue tunjukkan sesuatu buat loe. N dijamin kalo’ loe ngelihat pasti loe bakalan pingsan.” Ajak Dira sambil memegan tanganku.
“Apaan?” tanyaku bingung.
“Makanya ikut gue yuk.”
Dira masih memegang tanganku. Teman-teman se genkku mengikuti di belakang. Aku juga masih bingung. Apa yang akan ditunjukkan Dira kepadaku? Dan seketika pertanyaan itu terjawab. Ketika aku melihat dari belakang seorang pria tinggi, ganteng manis, dll. Di sampingnya ada seorang wanita yang anggun, cantik, berambut pirang bewarna kecoklatan. Spontan aku berteriak.
“Daniel Radcliffe……………Emma Watson………………. !!!!!!”
Ruangan itu begitu gelap. Sedikit demi sedikit cahaya terang menyinari mataku. Kemudian aku terbangun. Kulihat sekeliling ruangan.
“Ta…maafin gue ya! Gue yang menyebabkan loe kayak gini.” Ucap Dira. Aku tahu apa maksudnya. Karena aku ingat semua kejadian satu jam yang lalu. Aku telah memanggil tokoh idolaku. Dan ternyata itu bukan mereka. Oh betapa malunya aku. Karena ketika aku memanggil mereka dengan suara yang keras, sehingga semua orang melihatku dan itu membuatku shocks. Akhirnya aku pingsan dan dibawa pulang. Uh..lucu banget. Lagi pula mana mungkin Daniel Radcliffe n Emma Watson datang ke
“Ta..loe marah ya ma gue? Aduh Ta gue emang ga’ ngerti kalo’ itu bukan.. bukan Harry Potter.”
“Ga’ papa kok Dir, loe ga’ salah. Guenya aja yang terlalu fanatik.” Kataku dan itu membuat Dira senang.
“Thanks ya Ta, loe emang sahabat gue yang baik. Ok! Gue janji kalo’ ulang tahun loe gue kado loe buku Har-Pot yang ke tujuh dech” janji Dira
“Oh..Dir ga’ sampai segitunya kale. Tapi ga’ papa dech loe kasih kado itu buat gue. Gue sudah lama ngincer buku itu.” Kataku sambil memeluk Dira.
“Nah gitu dwonk! Lagi pula mana mungkin ga’ ada hujan ga’ ada angin Daniel Radcliffe n Emma Watson trus Rupert Grint ke sini? Canda Dhanty.
“Woooowww…………….. IMPOSSIBLE BANGETS!!!!! Teriak kami berlima serempak. Sampai terdengar ke rumah tetangga sebelah. He..he..he..
buat semua yang baca cerpen yang ke-2 tu mungkin agak bingung. perlu diketahui ya, aku buat cerpen itu waktu lagi booming-boomingnya Harry Potter. nah waktu itu J.K Rowling, penulis Hary Potter lagi ngeluarin buku Harry Potter yang ke-7, Harry Potter and deathly Hallows. tapi masih dalam edisi bahasa Inggris. gitu.
2 cerpen di atas, emang beda banget. yang cerpen pertama menceritakan tokoh utama yang biasa-biasa aja. sedangkan cerpen yang kedua menceritakan tokoh yang lebih aktif. banyak siy perbedaan-perbedaan lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar